Kisah seorang gadis muslimah yang menjaga kehormatannya, menutup
wajahnya dengan cadar, komitmen dengan agamanya dan begitu mulia budi
pekertinya. Dengan karunia dan pengaturan-Nya, Allah lalu
mengaruniakannya dengan seorang pria muslim tanpa ia harus menyingkap
wajah dan kedua tangannya, atau anggota tubuhnya yang lain sebagaimana
yang dilakukan oleh sebagian pemudi hari ini yang mengaku modern,
berbicara bebas, tersenyum dan tertawa di depan kaum pria tanpa beban
sama sekali…
Dan tibalah saatnya melewati malam pertama. Kedua
pengantin baru itupun masuk ke rumah mereka. Sang istri menghidangkan
makan malam untuk suami, dan keduanya pun berkumpul bersama di meja
makan.
Tiba-tiba keduanya mendengar suara pintu yang diketuk.
Sang suami merasa terganggu dengan itu dan dengan marah ia berkata:
“Siapa itu yang datang disaat seperti ini?!”
Sang istri segera berdiri untuk membuka pintu. Di balik pintu ia berdiri dan bertanya: “Siapakah gerangan di balik pintu?”
Sebuah suara dari balik pintu pun menjawab: “Seorang peminta-minta mohon diberi sedikit makanan?”
Sang istri itu kembali menemui suaminya. Sang suami segera saja bertanya: “Siapakah yang di pintu itu?”
“Hanya seorang peminta-minta yang meminta sedikit makanan…,” jawab istri.
Mendengar
itu, sang suami tiba-tiba sangat marah. “Apakah orang ini yang
mengganggu waktu istirahat kita dan di malam pertama pernikahan
kita??!!”
Laki-laki itu segera saja keluar, dan tanpa basa-basi
ia memukul tukang minta-minta itu tanpa ampun. Lalu setelah itu, ia
mengusir laki-laki malang itu dengan penuh penghinaan.
Pria
peminta-minta itupun keluar meninggalkan pekarangan rumah mereka, dan ia
masih dalam rasa laparnya yang sangat dalam ditambah luka-luka yang
memenuhi sekujur tubuhnya. Dan bukan hanya sekujur tubuhnya, namun juga
seluruh kehormatannya…
Lalu pria pengantin baru itu kembali
menemui istrinya. Namun perasaannya sudah sangat tidak enak akibat
kejadian yang tiba-tiba saja membuyarkan kenikmatan bermesraan berdua
bersama istrinya…
Dan tiba-tiba saja, laki-laki ini berubah
seperti orang yang kesetanan. Dunia tiba-tiba menjadi sempit dalam
perasaannya. Ia keluar dari rumahnya sambil berteriak-teriak seperti
orang gila. Ia pergi begitu saja meninggalkan istrinya yang bingung dan
ketakutan menyaksikan pemandangan mengerikan yang dialami suaminya, yang
tiba-tiba saja meninggalkannya di malam pertama, bulan madunya. Tapi
itulah kehendak Allah…
LIMA BELAS TAHUN KEMUDIAN…
Wanita
itu sungguh luar biasa. Selama itu ia bertahan dan bersabar. Selama 15
tahun itu, ia tak lagi tahu kemana suaminya pergi dan menghilang. Yah,
sejak peristiwa yang sangat menakutkan di malam pertama pernikahan
mereka…
15 tahun ia rasa telah cukup.Ia sudah kehilangan harapan.
Maka ketika seorang pria datang untuk melamarnya, ia pun menerima
lamaran itu. Dan terjadilah kembali sebuah pernikahan dalam hidupnya.
Dan
di malam pertama pernikahan mereka, kedua insan yang baru saja terikat
dalam ikatan cinta pernikahan itupun duduk bersama di depan meja makan
untuk makan malam…
Baru saja mereka akan menikmati hidangan malam
itu, tiba-tiba mereka mendengar suara pintu diketuk oleh seseorang.
Sang suami pun mengatakan kepada wanita itu: “Istriku, pergilah dan coba
lihat siapakah gerangan yang mengetuk pintu rumah kita?”
Wanita itu pun berdiri dan mendekati pintu. Dari balik pintu ia bertanya: “Siapakah gerangan di balik pintu itu?”
“Seorang
peminta-minta, Nyonya. Saya kelaparan, saya minta sedikit saja makanan
Nyonya,” jawab seorang pria dengan suara yang sangat lemah.
Wanita
itupun kembali menemui suaminya. Dan ketika suaminya menanyakan siapa
yang di balik pintu itu, ia pun menjelaskan bahwa ada seorang
peminta-minta yang kelaparan dan meminta sedikit makanan.
Dengan
tersenyum, sang suami mengangkat hidangan yang ada di meja dan
mengatakan kepada istrinya: “Baiklah, bawakan untuknya semua makanan
ini, dan biarkanlah ia makan sampai ia merasa kenyang. Jika ada yang
tersisa, barulah kita akan memakannya, istriku…”
Wanita itupun segera menjalankan apa yang diperintah oleh suaminya. Ia pun membawakan makanan itu kepada pria peminta-minta itu…
Namun tiba-tiba saja, wanita itu kembali dengan tangisan yang tersedu-sedu…
Sang
suami bertanya penuh keheranan: “Ada apa denganmu istriku? Mengapa
engkau menangis? Apa yang telah terjadi? Apakah peminta-minta itu
mengganggumu?”
Dengan air mata yang terus bercucuran wanita itu menjawab: “Tidak, suamiku…”
“Apakah ia mencacimu?”
Wanita itu menjawab: “Tidak, suamiku…”
“Apakah ia menyakitimu?” tanya suaminya sekali lagi.
“Sama sekali tidak, wahai suamiku,” jawabnya tetap sama.
“Lalu mengapa engkau menangis, istriku?” tanya sang suami semakin heran.
Wanita itu pun mulai menjelaskan sebab tangisannya itu:
“Pria
peminta-minta yang duduk dan sedang menikmati makanan di depan pintu
rumahmu itu adalah pria yang 15 tahun yang lalu pernah menjadi suamiku.
Waktu itu, dimalam pertama pernikahanku, seorang peminta-minta datang
mengetuk-ngetuk pintu rumah kami. Lalu suamiku keluar menemui dan
memukul pria malang itu dengan sangat menyakitkan. Tidak hanya itu, ia
kemudian mengusirnya pergi. Setelah itu ia kembali menemuiku di dalam
rumah, namun tiba-tiba saja ia seperti kemasukan setan atau jin.
Tiba-tiba saja ia keluar seperti orang gila dan pergi tanpa ia tahu
kemana ia harus pergi. Dan sejak saat itu, aku tak pernah melihatnya
hingga hari ini, dan ternyata dia telah menjadi seorang peminta-minta…”
Dan
tiba-tiba saja, sekarang giliran sang suami yang menangis
sejadi-jadinya. Kini wanita itu yang penuh keheranan: “Mengapa engkau
menangis, suamiku?”
“Apakah engkau kenal dengan siapa pria peminta-minta yang dipukuli oleh suamimu pada malam itu?” tanya pria itu pada istrinya.
“Siapakah dia, suamiku?”
“Akulah pria peminta-minta itu…,” jawab sang suami.
Subhanallah,
benar-benar Maha Suci Allah, Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa
untuk memberikan balasan yang setimpal. Yang telah membalaskan dendam
hamba-Nya yang fakir dan miskin, yang datang dengan kepala tertunduk
malu meminta-minta kepada orang lain, sementara rasa lapar memenuhi
rongga-rongga tubuhnya. Lalu penderitaan itu ditambah lagi oleh ‘suami
pertama’ wanita itu dengan pukulan dan penghinaan…
Tapi Allah
tidak akan pernah meridhai sebuah kezhaliman. Ia pun menurunkan
balasan-Nya kepada siapa saja yang merendahkan dan menzhalimi seorang
insan. Ia akan memberikan ganjaran kepada setiap hamba yang bersabar.
Maka dunia pun berputar. Kepada hamba yang miskin itu, Allah karuniakan
rizki yang berlimpah. Sementara pria yang zhalim itu dibalas dengan
kehilangan akal sehat dan harta bendanya, hingga sekarang justru ia yang
meminta-minta kepada orang lain.
Dan Maha Suci Allah, Tuhan Yang
Maha Pemurah, yang kemudian mengaruniakan sang wanita shalihah yang
bersabar melewati ujian Allah selama 15 tahun. Allah memberikannya
pengganti yang jauh lebih baik dari suaminya yang dulu…
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Cukuplah seorang itu
dinilai jahat jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim” (HR Muslim
dari Abu Hurairah)
Dari Watsilah bin al Asqa’, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah engkau menampakkan
rasa gembira saat saudaramu sesama muslim menderita kesusahan. Hal itu
menjadi sebab Allah menyayanginya dan menimpakan cobaan pada dirimu” (HR
Tirmidzi no 2506. Hadits ini dinilai hasan gharib oleh Tirmidzi namun
dinilai lemah oleh al Albani).
Abdullah bin Mas’ud mengatakan,
‘Bencana itu terjadi gara-gara ucapan lisan. Andai aku mengolok-olok
seekor anjing tentu aku khawatir kalau aku diubah menjadi seekor anjing’
(Hasyiyah ash Showi ‘ala Tafsir al Jalalain 4/143, terbitan Dar al
Fikr).
Ada salah seorang salaf yang mengatakan, ‘Jika aku melihat
seorang yang menetek pada anak kambing lalu aku mentertawakannya tentu
aku merasa khawatir andai aku melakukan apa yang dia lakukan’.
*Jagalah apa apa yang keluar dari lidah kita....karena setelah terlepas ia tidak dapat ditarik kembali....
0 comments:
Post a Comment